Keramat Hati: Generalisasi (Ilmu Logika @ Mantik) -part 1

Generalisasi (Ilmu Logika @ Mantik) -part 1


PENGERTIAN GENERALISASI
Di dalam buku Logika, Generalisasi adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena individual menuju kesimpulan umum yang mengikat seluruh fenomena sejenis dengan fenomena individual yang diselidiki. (Mundiri, 1994 : 127). Menurut Gorys Keraf dalam buku Argumentasi dan Narasi, Generalisasi adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena individual untuk menurunkan suatu inferensi yang bersifat umum yang mencakup semua fenomena tadi. (Gorys Keraf, 1994:43). Sama halnya dalam buku Dasar-dasar Logika yang menyatakan bahwa generalisasi adalah ”sesuatu yang beberapa kali terjadi dalam kondisi tertentu, dapat diharapkan akan selalu terjadi apabila kondisi yang sama terpenuhi”. ( Surajiyo dkk, 2005 : 240 )

Kesimpulan itu hanya suatu harapan, suatu kepercayaan, karena penalaran induktif tidak mengandung nilai kebenaran yang pasti, akan tetapi hanya suatu probabilitas suatu peluang. Dan hasil penalaran generalisasi induktif itu sendiri juga disebut generalisasi (proposisi universal). (Soekadijo,1991 : 134)

Dalam keterangan lain dikatakan Generalisasi dalam ilmu mantiq disebut istiqro' atau istinbat). Generalisasi adalah istidlal yang di dasarkan atas memepelajari terhadap sesuatu yang kecil dengan sunggug-sungguh darinya aqal bisa mengambil kesimpulan umum. Atau yang lebih umum mengenai generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena individual menuju kesimpulan umum yang mengikat seluruh fenomena sejenis dengan fenomena individual yang diselidiki. Dengan begitu, hukum yang disimpulkan dari fenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki, oleh karena itu, hukum yang dihasilkan oleh penalaran generalisasi tidak pernah sampai kepada kebenaran pasti tetapi hanya sampai kepada kebenaran kemungkinan besar.

Contoh: ada beberapa fenomena, yaitu:
Ø  Hamid adalah mahasiswa tarbiyah….jujur
Ø  Munir adalah mahasiswa tarbiyah….jujur
Ø  Nurul adalah mahasiswa tarbiyah….jujur
Ø  Faizin adalah mahasiswa tarbiyah….jujur

Jika disimpulkan bahwa semua mahasiswa tarbiyah itu jujur maka kebenaran kesimpulan ini hanya mempunyai kebenaran kemungkinan besar (probabilitas).


Kebanyakan generalisasi didasarkan pada pemeriksaan atas suatu sample atau contoh dari seluruh golongan yang diselidiki. Oleh karena itu, generalisasi juga biasa disebut induksi tidak sempurna atau tidak lengkap. ( Poespoprodjo, 1999 : 60 ) Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa generalisasi adalah suatu pernyataan umum yang menyimpulkan sejumlah premis-premis yang sama kondisinya.

Contoh dari generalisasi:
Ø  aluminium jika dipanaskan akan memuai.
Ø  besi jika dipanaskan akan memuai.
Ø  tembaga jika dipanaskan akan memuai.
Ø  nikel jika dipanaskan akan memuai
Generalisasinya, yaitu semua logam jika dipanaskan akan memuai.

MACAM-MACAM GENERALISASI

Dari segi kuantitas fenomena yang menjadi dasar penyimpulan, generalisasi dibedakan menjadi 2, yaitu:

1.Generalisasi Sempurna.

Adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan yang diselidiki. Contoh : Setelah kita memperhatikan jumlah hari pada setiap bulan tahun Masehi kemudian disimpulkan bahwa : Semua bulan Masehi mempunyai hari tidak lebih dari 31. dalam penyimpulan ini, keseluruhan fenomena yaitu jumlah hari pada setiap bulan kita selidiki tanpa ada yang kita tinggalkan.
Generalisasi sempurna ini memberikan kesimpulan amat kuat dan tidak dapat diserang. Tetapi tentu saja tidak praktis dan tidak ekonomis. ( Mundiri, 1994 : 129 )

2.Generalisasi tidak Sempurna.

Adalah generalisasi dimana kesimpulannya diambil berdasarkan sebagian fenomena yang kesimpulanya berlaku juga bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki, misalnya. Setelah kita menyelidiki sebagian bangsa Indonesia adalah menusia yang suka bergotong-royong kemudian diambil kesimpulan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang suka bergotong-royong, maka penyimpulan ini adalah generalisasi sebagian (probabilitas).

Meskipun macam generalisasi ini tidak menghasilkan kesimpulan sampai ketingkat pasti tetapi proses generalisasi ini jauh lebih praktis dan ekonomis, seperti halnya ilmu. Ilmu yang disusun berdasar fakta observasi tidak untuk menyajikan kebenaran mutlak melainkan kebenaran probabilitas sehingga sangat keliru jika diantara kita berkeyakinan bahwa ilmu menyajikan hukum dan kesimpulan yang kebenarannya mutlak.

Jika kita berbicara mengenai generalisasi, maka generalisasi yang dimaksud adalah generalisasi tidak sempurna. Menurut para ahli, generalisasi ini disebut sebagai induksi tidak sempurna dan teknik inilah yang paling banyak digunakan dalam menyusun ilmu pengetahuan.

Dalam ilmu biologi misalnya, Darwin menyatakan bahwa ‘Semua kucing putih yang bermata biru adalah tuli.’ Kesimpulan ini didasarkan atas generalisasi tidak sempurna, demikian pula pernyataan Cuvier bahwa “Tidak ada hewan yang bertanduk dan berkuku telapak adalah pemakan daging”. Isaac Newton juga mendasarkan kesimpulannya pada generalisasi tidak sempurna atas teorinya yang mashur tentang hukum gravitasi. Ilmu-ilmu kealaman semua disusun berdasarkan generalisasi tidak sempurna, demikian pula ilmu-ilmu sosial.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan

Copyright © Keramat Hati Urang-kurai