Manusia diciptakan oleh Allah yang berasal dari
saripati tanah, lalu menjadi Nutfah, Alaqah, dan Mudgah sehingga akhirnya
menjadi makhluk yang paling sempurna yang memiliki berbagai kemampuan. Oleh
kerana itu, manusia wajib bersyukur atas kurnia yang telah diberikan oleh
Allah.
Manusia
menurut pandangan Al-Quran, Al-Quran
tidak menjelaskan asal-usul manusia secara terperinci. Dalam hal ini, Al-Quran
hanya menjelaskan mengenai prinsip-prinsip sahaja. Hal ini boleh dikaitkan
dengan surah As-Sajadah ayat 7-9:
Maksud: “Yang menciptakan tiap-tiap sesuatu Dengan sebaik-baiknya,
dan dimulakanNya kejadian manusia berasal dari tanah. Kemudian ia menjadikan
keturunan manusia itu dari sejenis pati, Iaitu dari air (benih) Yang sedikit
dipandang orang. Kemudian ia menyempurnakan kejadiannya, serta meniupkan
padanya: roh ciptaanNya. dan ia mengurniakan kepada kamu pendengaran dan
penglihatan serta hati (akal fikiran), (supaya kamu bersyukur, tetapi) amatlah
sedikit kamu bersyukur.”
Dan surah Al-Infithar ayat 6-8
Maksud: "Hai
manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap
Tuhan-mu Yang Maha Pemurah, Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan
kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang, dalam bentuk apa saja
yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu"
Pendapat pertama:-
Manusia adalah
makhluk rabbani, tiupan yang suci, ruh yang termasuk urusan Allah, diciptakan
dengan tangan-Nya, dan meniupkan-Nya ke dalam tubuh manusia, kemudian Allah
memerintahkan malaikat untuk sujud kepada manusia, mengajari semua nama,
membebani amanah yang disanggupi, menganugerahkan nikmat baik yang lahir maupun
batin, menundukkan semua yang ada di langit dan di bumi, dan memuliakan dengan
pemuliaan yang besar.
Allah menciptakan manusia
dalam bentuk yang terbaik, dilengkapi dengan bekal paling sempurna, dianugerahi
pendengaran, penglihatan dan hati, dijelaskan dua jalan dan ditunjuki dua arah
yang dimudahkan. Manusia dengan izin Allah dapat menyelam di air, terbang di
udara, menemukan arus listrik, zat atom, dan dianugerahi dengan pikiran dan
kemampuan untuk mengarungi penjuru langit. Usai kehidupan di dunia ini, manusia
adalah makhluk abadi yang tidak hancur, manusia akan dihidupkan dan
dibangkitkan, akan memulai kehidupan mulia di negeri kenikmatan dan penuh
kesenangan. Kematian yang ditakutkan hanyalah sebuah perpindahan dari kehidupan
dunia menuju kehidupan akhirat. Jasad ini hanyalah sebuah sangkar, sebuah
pakaian yang akan lepas suatu ketika lalu berjumpa dengan hari pembalasan.
Pendapat kedua:-
Kaum materialis dan
para pengingkar menyatakan, manusa adalah bagian dari tanah, cairan yang
dipancarkan dari tulang punggung dan dilemparkan dari rahim. Orang-orang
sebelumnya menyatakan yang disebutkan dalam surah Al-Jaatsiyah ayat 24:
Maksud:
"Dan mereka berkata, 'Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia
saja, kita mati dan kita hidup, dan tidak ada yang membinasakan kita selain
masa'. Tetapi mereka tidak mempunyai ilmu tentang itu, mereka hanyalah
menduga-duga saja".
Ungkapan
yang sama dinyatakan oleh para pengekornya di zaman ini. Manusia adalah hasil
pencampuran unsur materi, perkembangan psikologi, perasaan dan kalbu, pemikiran
dan pemahaman, tekad dan kehendak. Semua itu adalah dampak materi belaka, hasil
percampuran tanah dan air. Kehidupan ini adalah hari yang terbilang untuk digunakan sepuas-puasnya guna mencapai
kelezatan. Kehidupan ini hanyalah makanan, minuman, dan impian.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan